Model Pembelajaran
Oleh :
Abdul Muhid
(2011.13.882)
Sekolah Tinggi
Agama Islam
Bunga Bangsa Cirebon (STAI BBC)
2013
Jl.
Widarasari III Tuparev-Cirebon Telp./Fax. (0231) 246215
e-mail : staibbc95@yahoo.co.id
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya, shalawat serta salam
semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah Model pembelajaran yang membahas ruang lingkup dan
Model Pembelajaran.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, dan akan berusaha untuk
menyempurnakannya. Seperti Pribahasa “ Tak ada gading yang tak retak “ dengan
demikian kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami harapkan.
Atas segala
kekurangan, penyusun mohon maaf dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua. aminn
Cirebon,11 April 2013
Penyusun
MODEL PEMBELAJARAN
Salah satu ciri
masyarakat ilmiah adalah memiliki keterbukaan dalam menerima temuan orang lain
sepanjang temuan itu dapat dipertanggungajawabkan. Ciri ini terdapat pada
kebanyakan guru di sekolah. Sebagian besar guru di sekolah memiliki
kecenderungan untuk menerima inovasi dalam perbaikan keprofesionalannya. Kata
model mengajar dalam dunia profesi guru bukan hal baru, sama halnya dengan kata
sertifikasi yang dewasa ini hangat diekspose.
Model
pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dan murid dalam pelaksanan proses
belajar-mengajar. Joyce & Weil (1980) yang disitir Rahman (2004:12-13) mendefinisikan model
pembelajaran (model of teaching)
adalah
suatu perencanaan yang digunakan dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas
dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya.
Menurutnya sebagai berikut.
Models of
teaching is plan or pattern that can be
used to shape a curriculums (long-term courses of studies), to design
instructional materials, and to guide instruction in the classroom and other
setings (Joyce & Weil, 1980:1).
Kemp (1977) mengartikan model
pembelajaran merupakan suatu perencanaan
pembelajaran (desain instrucsional)
yang digunakan dalam menentukan maksud dan
tujuan setiap topik/popok bahasan (goals topics, and
purposes), menganalisis karakteristik warga belajar (leaner
characteristics), menyusun tujuan instruksional
khusus (learning objectives), memilih isi pembelajaran (subject content),
melakukan prates (pre assesment),
melaksanakan kegiatan belajar mengajar/sumber
pembelajaran (teaching learning activities/resources),
mengadakan dukungan pelayanan (suport
services), melaksanakan evaluasi (evaluation),
dan membuat revisi (revise).
Baik
Joyce
& Weil (1980) maupun Kemp (1977)
sependapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola perencanaan
pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.
Rumpun model pembelajaran ada empat
macam (Joyce & Weil 1980:ix-xvii, Dahlan, dkk.,1984:24-25), yakni sebagai berikut.
1)
The information
processing family
2)
The personal
family
3)
The social family
4)
The behavioral models
1) Model pemrosesan informasi (the information
processing family), yaitu model pembelajaran yang menjelaskan cara individu
memberi respons rangsangan dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan
data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan merencanakan pemecahan
masalah, serta menggunakan simbol-simbol verbal dan nonverbal.
2) Model pribadi (the personal family), yaitu
model pembelajaran yang
berorientasi pada perkembangan diri individu.
3) Model interaksi sosial (the social family), yaitu model
pembelajaran yang mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat atau orang
lain, dan memusatkan perhatiannya pada proses realitas yang ada dan dipandang sebagai
negosiasi sosial.
4) Model prilaku (the behavioral models), yaitu model pembelajaran
yang dibangun atas dasar teori yang umum, yakni teori perilaku.
Model pembelajaran banyak yang
bisa digunakan dalam
pembelajaran, termasuk bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua
(bukan pengajaran bahasa pertama atau bahasa ibu). Berdasarkan hasil
pengamatan pada tahun 2005 di SMP-SMA Kota Bandung ditemukan berbagai model
pembelajaran yang telah dikenal para guru. Model tersebut termasuk pada kelompok
Model
pemrosesan informasi (the information processing family).
Dalam mempersiapkan sertifikasi dan keprofesionlan calon guru, dosen telah
mengkondisikan mahasiswa dalam perkuliahan Strategi Belajar-Mengajar dan
perkuliahan Perencanaan Pengajaran di Universitas Pendidikan Indonesia, yakni
mensimulasikan model-model mengajar dan telah belasan model mengajar
di-VCD-kan. Memang, model mengajar bukan barang baru, tetapi karena bukan
barang baru mungkin ada orang yang kurang memperhatikan. Untuk kepentingan
mengingatkan kembali, di bawah ini disitir contoh nama model mengajar dan langkah-langkahnya
yang telah diadaptasi sebagai berikut.
1) ARTIKULASI
Tujuh langkah model pemelajaran Artikulasi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
- Guru menyajikan materi pembelajaran;
- Guru membentuk pasangan kelompok murid perkelompok dua orang murid;
- Guru menyuruh seorang murid dari salah satu pasangan itu untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan sambil mencatat hal-hal penting, kemudian pasangan tersebut berganti peran. Begitu juga pasangan kelompok lainnya;
- Guru menyuruh murid secara bergiliran atau diacak untuk menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya;
- Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami murid; dan
- Guru bersama murid membuat kesimpulan dalam menutup pembelajaran.
2)
BERTUKAR PASANGAN
Lima langkah model pembelajaran Bertukar Pasangan
- Murid mendapat seorang pasangan (guru menunjuk pasangan murid atau murid menunjuk pasangannya;
- Guru memberikan tugas dan murid mengerjakan tugas bersama dengan pasangannya;
- Setelah selesai setiap pasangan murid bergabung dengan satu pasangan yang lain;
- Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka; dan
- Temuan baru yang diperoleh dari pertukaran pasangan itu kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
3) COMPLETTE SENTENCE
Guru menyiapkan kartu isian
berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
Delapan langkah model pembelajaran Complette
Sentence
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
- Guru menyampaikan materi pemebelajaran atau guru menyuruh murid membacakan bahan;
- Guru membentuk kelompok murid, masingt-masing kelompok beranggota dua atau tiga orang siswa secara heterogen;
- Guru membagikan lembar kerja kepada murid berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap tadi;
- Murid mendiskusikan paragraf untuk dilengkapi kalimat yang belim lengkap tadi dengan kunci jawaban yang telah disediakan guru;
- Murid membicarakan paragraf dan kunci jawaban bersama-sama anggota kelompoknya;
- Murid mencari jawaban yang benar. Setiap murid disuruh membaca kalimat yang telah dilengkapi jawaban secara berulang-ulang sampai mengerti atau hapal; dan
- Guru bersama murid membuat kesimpulan.
4)
CONCEPT SENTENCE
Tujuh langkah model pembelajaran Concept Sentence
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
- Guru menyajikan materi pembelajaran;
- Guru membentuk kelompok murid dengan berjumlah 3 orang secara heterogen;
- Guru menyajikan kata-kata kunci dari materi pembelajaran;
- Setiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci matri pembelajaran;
- Kalimat susunan setiap kelompok diplenokan (didiskusikan) dengan pemandu guru; dan
- Guru dan murid membuat kesimpulan.
5) COOPERARIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION
(CIRC)
Enam
langkah model pembelajaran Cooperative Integrative Reading and Composition (Koperatif
Terpadu Membaca dan Menulis)
- Guru membentuk kelompok beranggota empat orang siswa yang secara heterogen;
- Guru memberikan wacana/teks sesuai dengan bahan pembelajaran;
- Murid saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana/teks yang ditulis pada lembar jawaban;
- Murid membacakan hasil kerja kelompok;
- Guru membuat kesimpulan bersama murid; dan
- Guru membacakan kesimpulan.
6) COOPERATIVE SCRIPT
Enam
langkah model pembelajaran Cooperative Script
- Guru mengelompokkan murid untuk berpasangan;
- Guru membagikan teks materi pembelajaran kepada setiap murid untuk dibaca dan diringkas;
- Guru menetapkan murid yang pertama berperan sebagai pembicara dan murid yang berperan sebagai pendengar;
- Murid sebagai pembicara membacakan ringkasan teks dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan, sedangkan pendengar:
à
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
yang seharuskan dikemukakan;
dan
à Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok
dengan
menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi
yang berhubungan.
- Murid yang berperan sebagai pembicara berubah tugas menjadi pendengar;
- Guru bersama murid membuat kesimpulan sebelum menutup pembelajaran.
7) DEBATE
Tujuh langkah model pembelajaran Debate
- Guru membagi murid menjadi dua kelompok debat, kelompok yang satu pro dan kelompok yang kontra;
- Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok;
- Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah seorang anggota kelompok yang pro untuk berbicara. Saat itu pembicaraan ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra. Begitu pula seterusnya sampai sebagian besar murid bisa mengemukakan pendapatnya;
- Ketika murid menyampaikan gagasan, guru menuliskan inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
- Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap; dan
- Dari catatan guru tadi, guru mengajak murid membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
8)
DEMONSTRATION
Tujuh langkah model pembelajaran Demonstration
1.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
- Guru mengemukakan gambaran materi pembelajaran yang akan diajarkan;
- Guru dan murid mempersiapkan bahan atau alat yang diperlukan;
- Guru menyuruh salah seorang murid untuk mendemontrasikan sesuai skenario pemlejaran yang telah disiapkan;
- Seluruh murid memperhatikan demontrasi dan murid menganalisisnya;
- Murid atau kelompok murid mengemukakan hasil analisis dan pengalaman murid yang didemontrasikan; dan
- Guru membuat kesimpulan.
9) EXAMPLES NON EXAMPLES
Tujuh langkah model pembelajaran Examples Non
Examples
- Guru mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran;
- Guru memperlihatkan gambar kepada para murid;
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada murid untuk memperhatikan/menganalisis gambar-gambar yang diperlihatkan;
- Murid berdiskusi kelompok untuk menganalisis gambar, hasil diskusi dicatat oleh kelompok masing-masing;
- Setiap kelompok secara abergilir membacakan hasil diskusinya;
- Dari hasil diskusi murid, guru menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran; dan
- Guru membuat kesimpulan.
10) EXPLICIT INTRUCTION
Lima langkah model pembelajaran Explicit
Instruction
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada murid;
- Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan;
- Guru membimbing murid dalam pelatihan;
- Guru mengecek pemahaman murid dan memberikan umpan balik; dan
- Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk latihan lanjutan.
11) GLASE
Lima langkah model pembelajaran Glase
1) Menentukan Komponen Tujuan (Instructional
Objectives)
Tujuan pembelajaran khusus ditentukan
oleh guru/pengajar. Guru dituntut terampil menentukan tujuan
yang ingin dicapai warga belajar, setelah warga
belajar menyelesaikan pembelajaran.
2) Situasi Awal (Entering Behavior)
Guru
harus menentukan situasi
awal. Dalam hal ini mencakup situasi warga belajar yang akan
menjadi warga belajar (katakteristik: tingkat kecerdasan dan kemampuan
awal warga belajar); situasi guru
yang akan memberikan pembelajaran (kompetensi, persiapan); dan situasi
sekolah (tingkat pendidikan dan kondisi
daya dukung sekolah).
3) Prosedur Pembelajaran (Instructional
Procedures)
Guru harus mahir menentukan teknik-teknik
pembelajaran agar warga belajar mudah mencapai tujuan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.
4) Menilai Performance (Performance Assesment)
Guru
harus mahir menentukan cara menilai,
menentukan alat penilaian, dan
mahir menilai untuk
mengukur pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
5) Umpan Balik (Feedback)
Pencapaian hasil pembelajaran menjadi
indikator keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran. Hasil pembelajaran yang merupakan penerapan langkah
ke-1 s.d. ke-4 dijadikan bahan
untuk bahan perbaikan dalam
tindak lanjut. Hasil pembelajaran yang telah dicapai dijadikan bahan untuk bertindak lebih lanjut.
12)
GROUP INVESTIGATION
Delapan langkah model pembelajaran Group
Investigation
- Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen;
- Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok;
- Guru memanggil para ketua kelompok untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat satu materi tugas yang berbeda;
- Masing-masing kelompok membahas materi tugas yang sudah ada secara kooperatif berisi tenemuan;
- Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok;
- Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus menyampaikan kesimpulan;
- Evaluasi pembelajaran sesuai dengan maksud pembelajaran; dan;
- Penutup.
13) IDI (Instructional Development Institute)
Tiga langkah model pembelajaran IDI
1) Pembatasan (Define/Identify)
a. Analisis kebutuhan
Analisis
kebutuhan ditujukan untuk
menentukan keperluan atau
harapan yang ingin dimiliki warga bela-jar, setelah warga belajar menyelesaikan
suatu jenjang pendidikan. Hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi
penurunan kualitas dari kualifikasi yang
harus dipenuhi.
Contoh
- Kebutuhan lulusan
PGSM Pendidikan Bahasa Indonesia
yang
mahir membuat TPK pengajaran Bahasa
Indonesia
yang
memenuhi komponen dan kriteria.
- Kebutuhan lulusan
SLTP yang dapat membuat ringkasan
cerita pendek.
Analisis
ini dilaksanakan agar
tidak terjadi penyimpangan dari
yang seharusnya dikuasai.
b. Karakteristik warga
belajar
Karakteristik warga belajar perlu
diketahui agar guru/ perencana
pembelajaran dapat menentukan
- isi dan bobot bahan
pembelajaran
- urutan penyajian
- jenis media yang
digunakan
- jenis kegiatan untuk
mencapai tujuan
Pengetahuan tentang
ciri-ciri/karakteristik warga belajar
bermanfaat bagi
guru/perencana pembelajaran dalam
memperoleh
- gambaran kemampuan
awal warga belajar
- gambaran pengalaman
yang dimiliki warga belajar
- gambaran tingkat
kemahiran berbahasa warga belajar
- gambaran media yang
cocok bagi warga belajar
- gambaran kebutuahn
khusus bagi setiap warga belajar
- gambaran tentang alat
motivasi yang mungkin cocok
- gambaran latar
belakang sosial budaya yang perlu
warga belajar junjung tinggi
Berhubungan dengan karakteristik warga belajar, menurut Chisholm
dan Ely ada tiga jenis
ciri-ciri warga belajar yang perlu diperhatikan, yakni
(1) Ciri-ciri yang berkaitan dengan
penguasaan kemampuan
prasyarat
(2) Ciri-ciri yang berkaitan
dengan latar belakang sosial
dan
budaya
(3) Ciri-ciri yang berkaitan dengan
kepribadian siswa
2) Pengembangan (Develop)
a. Perumusan tujuan
instruksional umum
Tujuan
instruksional umum sering disebut
terminal performance objectivea, sedangkan tujuan instruksional
khusus sering disebut enabling objectives.
Perumusan
tujuan instruksional umum
merupakan perumusan tingkah laku yang harus diperlihatkan warga belajar pada
saat berlangsung pada
akhir suatu kegiatan
pembelajaran. (Contoh rumusan tujuan instruksional umum atau tujuan
pembelajaran umum dapat dilihat pada
pembelajaran 4, dan contoh
rumusan tujuan instruksional khusus
dapat dilihat pada pembelajaran6).
b. Analisis tugas dan
jenjang belajar
Analisis
tugas sebenarnya proses yang
digunakan untuk mengidentifikasikan hal-hal sebagai berikut.
(1) Tugas pokok yang
harus dilakukan warga belajar dalam
mencapai tujuan setelah
menyelesaikan salah satu anak tema dan konsep pembelajarannya.
(2) Setiap subtugas
yang membantu warga belajar dalam
menyelesaikan tugas pokok.
(3) Unsur-unsur tugas yang merupakan
bagian dari subtugas.
c. Strategi
instruksional
Strategi
instruksional (pembelajaran) berupa pemilihan kegiatan belajar mengajar
yang paling efektif dan efisien dalam
menyampaikan pengalaman belajar yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dengan adanya kekhususan tujuan,
lingkungan bela-jar, keadaan warga
belajar yang berbeda, dan faktor-faktor
lainnya, maka tidak mungkin dipakai hanya
satu strategi untuk mencapai semua tujuan pembelajaran. Di samping itu, tidak ada strategi yang baik
untuk mencapai seluruh tujuan,
setiap strategi memiliki keunggulan dan memiliki kelemahan.
Strategi
dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dipilih oleg guru
dalam proses belajar mengajar, yang
dapat membantu warga belajar mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
d. Karakteristik, pemilihan, dan penggunaan
media
Penentuan
karakteristik, pemilihan, dan
pengem-bangan media sebenarnya bagian dari strategi instruksional. Namun,
karena media termasuk
sarana yang digunakan oleh
pengajar dalam kegiatan belajar
mengajar, maka media pengajaran harus direncanakan.
Media
pengajaran mencakup bahan, dan
peristtiwa yang dapat menciptakan kondisi warga belajar
untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Karakteristik media,
baik keunggulan, maupun kelemahan media harus menjadi
pertimbangan guru/perencana
pembelajaran. Apabila hal
ini telah menjadi pertimbangan, baru guru/perencana
pembelajaran menentukan pilihan
nama media yang akan digunakan,
dan menggunakannya sesuai dengan fungsinya.
Media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran di antaranya:
- buku
Media
yang tergolong ke dalam buku saperti surat
kabar, majalah, jurnal,
tabloid, buku, grafik, diktat, dan yang sejenis
- pita suara
Pita suara yang dimaksud adalah rekaman
yang berupa suara,
seperti suara alat musik,
suara manusia, suara, binatang, suara suasana suatu peristiwa, dan
yang sejenis.
- pita video
Pita
video sebenarnya suara
yang direkan, tapi
dilengkapi dengan gambar suatu
akting. Pita video
dapat merekam suatu peristiwa yang lalu dan dilayan
gulangkan
kembali dengan menampilkan
suara dan gambar suasana yang direkam.
- film
Rekaman
gambar dalam klise yang dapat
reproduksi atau dapat dilihat gambarnya.
- benda sebenarnya
Benda asli suatu
barang, kalau menerangkan kecambah, maka diperlihatkan kecambah sebenarnya (bukan
gambar atau benda tiruan)
- benda model
Benda
tiruan dari suatu benda yang dibuat
bentuk sederhananya,
seperti menerangkan gajah,
kalau membawa gajahnya ke ruang
kelas sulit, maka diguna kan media patung gajah dalam bentuk mini.
e. Pengembangan
prototipe
Dalam
bagain ini guru/pengajar
mengembangkan contoh-contoh (prototipe) dari langkah ke langkah.
3) Penilaian (Evaluate)
a. Uji coba
Menguji
coba prototipe yang sudah
dibuat untuk memperoleh perbaikan.
Pengujicobaan prototipe bisa juga
dilakukan dengan cara mendikusikan dengan warga belajar, tentang kekurangan dan atau keunggulan yang perlu dipertahankan.
b. Review dan revisi
Apabila
dalam kegiatan uji coba ada kelemahan, maka pada bagian ini diadakan
review dan revisi.
c. Implementasi
Implementasi suatu program pembelajaran
merupakan pelaksanaan program tersebut
setelah diuji coba. Implementasi dapat pula merupakan
pelaksanaan sesuatu program yang telah
diujicobakan dengan menggunkan uji
lapangan.
Dalam
pelaksanaan implementasi harus
dibuat catatan untuk dijadikan umpan balik untuk kelengkapan bahan evaluasi program.
Catatan itu seperti mengenai
- karakteristik warga belajar
- tenaga pelaksana
- fasilitas pendukung
- tujuan instruksional
- strategi pembelajaran
- materi/bahan pembelajaran
- sumber yang digunakan, dsb.
d. Evaluasi
Evaluasi berupa penentuan dan pencarian
data atau keterangan yang akan
dijadikan dasar menilai
suatu program, hasil, prosedur,
tujuan, atau manfaat untuk mencapai
tujuan.
14) INSIDE OUTSIDE CIRCLE
Lima model
pembelajaran Inside Outside Circle
- Setengah dari jumlah murid berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar untuk membagi informasi;
- Setengah dari jumlah murid lagi membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam;
- Dua murid yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan;
- Murid-murid yang berada di dalam lingkaran kecil diam di tempat, sedangkan murid yang berada dalam di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam; dan
- Murid-murid yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
15) JERROLD E. KEMP
Sembilan langkah model pembelajaran Jerold E. Kemp
1)
Maksud dan tujuan setiap topik/popok bahasan
(Goals
Topics, and purposes)
Topik/pokok bahasan yang akan disampaikan
kepada warga belajar didasari atas maksud dan tujuan yang
ingin dicapai. Oleh karena itu, penentuan maksud dan tujuan pembelajaran harus lebih dahulu dirumuskan,
setelah itu penyusunan topik pembelajaran.
2) Karakteristik warga belajar (Leaner
characteristics)
Setiap
warga belajar memiliki
karakteristik yang berbeda.
Untuk mengetahui karakteristik itu diperlukan teknik tertentu. Dengan
mengetahui karakteristik warga belajar,
perencana akan terbantu
dalam penentuan tujuan
pembelajaran khusus.
3) Tujuan Instruksional
Khusus (Learning Onjectives)
Setelah penentuan maksud dan tujuan setiap
topik, lalu penentuan pembelajaran khusus.
Tujuan pembelajaran khusus (tujuan instruksional khusus) berupa
rumusan tujuan yang ingin dicapai warga belajar secara khsusus setelah menyelesaikan suatu bahan pembelajaran/suatu topik pembelajaran. Tujuan
instruksional khusus direncanakan oleh guru/perencana pembelajaran.
4) Isi Pembelajaran (Subject Content)
Isi pembelajaran sebenarnya disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran khusus.
Hal ini dilakukan, karena isi pembelajaran itu diarahkan untuk pencapaian
tujuan. Bahan (isi) pembelajaran
mempunyi hubungan dengan tujuan pembelajaran khusus. Tujuan
pembelajaran khusus sebagai penunjuk penentuan isi bahan pembelajaran.
5) Pretes (Pre Assesment)
Pretes
sebenarnya penaksiran awal terhadap
kemampuan yang dimiliki warga
belajar sebelum melaksanakan pembelajaran. Pretes berguna
untuk mengetahui tingkat kemempuan awal warga belajar. Dengan adanya
pretes, perencana/guru mendapat
informasi tentang kemampuan awal warga belejar terhasap bahan
yang akan disampaikan.
6) Kegiatan Belajar Mengajar, Sumber
Pembelajaran
(Teaching/Learning Activities,
Resources)
Kegaiatan
pembelajaran terbagi menjadi dua
kegiatan. Kegiatan warga belajar
dan kegiatan pengajar. Kedua kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran
khusus. Dalam kegiatan
ini digunakan sesuatu/beberapa
sumber pembelajaran.
7) Dukungan pelayanan (Suport services)
Dukungan pelayanan, saperti manusia,
teknisi, administrator, dana, fasilitas,
perkakas, dan sebagainya. Manusia sebagai pendukung
terhadap pembelajaran, baik manusia sebagai
pembelajar, maupun manusia
di luar pembelajar. Begitu pula
teknisi. Teknisi di antaranya
berperan sebagai pelaksana pada pengoprasian/penggunaan suatu
media pendidikan.
Administrator sebagai orang yang
mengerjakan ketatausahaan, seperti mengetik bahan ajar, menggandakan bahan,
menyimpan arsip-arsip yang berhubungan
dengan bahan ajar.
Dana sebagai pendukung kegiatan
pembelajaran, karena tanpa ada dana kegiatan pembelajaran tidak akan jalan
dengan lancar. Fasilitas sebagai
dukungan pada pembelajaran, baik fasilitas perangkat keras, maupun fasilitas perangkat lunak. Sedangkan perkakas sebagai
alat yang digunakan yang berdaya dukung
terhadap pelaksanaan pembelajaran.
8) Evaluasi (Evaluation)
Kegiatan 1) sampai dengan kegiatan 7)
hasilnya diukur dengan evaluasi.
Hasil evaluasi menjadi
indikator terhadap
pelaksanaan pembelajaran. Apabila
hasil evaluasi menunjukkan baik, maka kegiatan 1)
sampai dengan 7) tidak perlu
diperbaiki. Namun sebaliknya, apabila kegiatan
1) sampai dengan 7)
tidak baik, kurang atau jelek,
maka harus dicari kelemahannya dan
diadakan revisi (perbaikan). Kegiatan revisi ditujukan kepada seluruh
langkah. Kegiatan revisi
termasuk langkah yang ke sembilan
dan bersifat alternatif, artinya boleh dilaksanakan kalu
perlu.
9) Revisi (Revise)
Langkah revisi dilaksanakan untuk
memperbaiki langkah-langkah
sebelumnya, yaitu langkah 1) sampai
dengan langkah 7), apabila langkah 7) menunjukkan hasil yang kurang baik.
16) JIGSAW
Tujuh langkah model pembelajaran Jigsaw
- Guru mengelompokkan murid ke dalam 4 anggota tim;
- Setiap anggota dalam tim diberi bagian materi pembelajaran yang berbeda;
- Setiap anggota dalam tim menerima materi pembelajaran atau tugas;
- Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari materi pembelajaran yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi pembelajaran;
- Setelah berdiskusi sebagai tim ahli dari setiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang bahan pembelajaran yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan;
- Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi di hadapan kelas; dan
- Guru mengevaluasi.
17) KEPALA BERNOMOR STRUKTUR
Lima
langkah model pembelajaran Kepala Bernomor Struktur
- Guru membagi murid menjadi berkelompok, setiap murid dalam setiap kelompok mendapat nomor;
- Tugas diberikan kepada setiap murid berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai;
Misalnya : murid nomor satu bertugas
mencatat soal. Murid nomor dua mengerjakan soal dan murid nomor tiga melaporkan
hasil pekerjaan dan seterusnya;
- Guru menyuruh kerja sama antar kelompok. Murid disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa murid bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini murid dengan tugas yang sama saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka;
- Murid melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain; dan
- Guru membimbing murid membuat kesimpulan.
18)
MAKE – A MATCH
Tujuh langkah
model pembelajaran Make a Match
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa bahan pembelajaran yangg cocok untuk direview, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban;
- Setiap murid mendapat satu buah kartu;
- Setiap murid memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegangnya;
- Setiap murid mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban);
- Setiap murid yang dapat mencocokkan kartu dengan jawaban sebelum batas waktu diberi point;
- Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap murid mendapat kartu yang berbeda dengan kartu sebelumnya. Demikian seterusnya; dan
- Guru bersama murid membuat kesimpulan.
19) MIND MAPPING
Enam langkah model pembelajaran Mind Mapping
- Guru mengemukakan kompetensi yang murid capai;
- Guru mengemukakan masalah yang harus ditanggapi oleh murid. Masalah harus mempunyai alternatif jawaban;
- Guru membentuk kelompok murid dengan anggota 2-3 orang;
- Setiap kelompok membuat alternatif jawaban;
- Setiap kelompok membaca hasil diskusi dan guru mencatat pada papan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan; dan
- Catatan pada papan tulis dibuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai dengan konsep yang disediakan guru.
20) Model Pembelajaran Menulis Kalimat
Menggunakan Gambar
Enam langkah model pembelajaran Mind Mapping
1. Murid menjawab prates;
2. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran;
3. Apersepsi
4. Penjelasan bahan yang akan ditulis;
5. Penelaahan ide-ide yang ada dalam
gambar;
6. Tanya jawab tentang ide yang akan
ditulis; dan
- Pascates (menulis kalimat).
21)
NUMBERED HEADS TOGETHER
Enam langkah model pembelajaran Mind Mapping
- Guru mengelompokkan murid, setiap murid dalam setiap kelompok mendapat nomor;
- Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya;
- Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya;
- Guru memanggil salah satu nomor murid dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka;
- Tanggapan dari kelompok lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain; dan
- Guru dan murid membuat kesimpulan.
22) PPSI (Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional)
Lima langkah model pembelajaran PPSI
1. Perumusan Tujuan
-
Merumuskan TPK
-
Menggunakan 4 komponen dan 4 kriteria
2. Pengembangan Alat Evaluasi
a.
Menentukan jenis tes yang akan digunakan untuk
menilai tercapai tidaknya tujuan.
b.
Merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai
masing-masing tujuan
3. Kegiatan Belajar
a.
Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan.
b.
Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu di-
tempuh.
c.
Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh.
4. Pengembangan Program Kegiatan
a.
Merumuskan materi pembelajaran
b.
Menetapkan teknik yang dipakai
c.
Memilih alat pelajaran/buku yang dipakai
d. menyusun
jadwal
5. Pelaksanaan
a.
Mengadakan pretes
b.
Menyampaikan materi pembelajaran
c.
Mengadakan postes
d.
Perbaikan
23) PICTURE AND
PICTURE
Tujuh langkah model pembelajaran Picture and
Picture
- Guru mengemukakan kompetensi yang harus murid capai;
- Guru menyajikan materi sebagai pengantar pembelajaran;
- Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi pembelajaran;
- Guru memanggil murid secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis;
- Guru menanyakan alasan urutan gambar tersebut;
- Dari alasan urutan gambar tersebut guru menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru membuat kesimpulan.
24) PROBLEM BASED INTRODUCTION
Lima langkah model pembelajaran Problem Based
Introduction
- Guru mengemukakan kompetensi yang harus murid capai. Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan. Memotivasi murid agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran;
- Guru membantu murid mendefinisikan dan menyelesaikan tugas pembelajaran;
- Guru mendorong murid untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu murid dalam membuat laporan;
dan
5. Guru membantu murid untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan
25)
ROLE PLAYING
Sebelas langkah model pembelajaran Role Playing
1. Guru membuat skenario pembelajaran yang akan
ditampilkan;
- Guru menunjuk beberapa murid untuk mempelajari skenario;
- Guru membentuk kelompok murid yang anggotanya 5 orang;
- Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
- Guru memanggil para murid yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan;
- Masing-masing murid duduk di kelompoknya, masing-masing kelompok memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperankan;
- Setelah selesai pentas, masing-masing murid diberikan kertas kerja untuk dibahas;
- Masing-masing kelompok menyampaikan pembahasan;
- Guru memberikan kesimpulan secara umum atas pembahasan murid; dan
- Guru mengadakan evaluasi.
26) SNOWBALL THROWING
Tujuh langkah model pembelajaran Snowball Throwing
1. Guru menyampaikan materi
pembelajaran;
- Guru membentuk kelompok murid dan memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran;
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian ketua kelompok menjelaskan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada temannya;
- Masing-masing murid menerima satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi pembelajaran yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok;
- Kertas kerja tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama ± 15 menit untuk dibaca;
- Setelah murid dapat satu satu, pertanyaan diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian; dan
- Evaluasi.
27) STUDENT
FACILITATOR AND EXPLAINING
Lima langkah model pembelajaran Student Facilitator
and
Explaning
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;
- Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi;
- Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menjelaskan kepada sesama murid, baik melalui bagan/peta konsep maupun melalui yang lainnya;
- Guru menyimpulkan ide/pendapat murid; dan
- Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
.
28) STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT
DIVISIONS
(STAD)
Enam langkah model pembelajaran Student
Teams-Achievement Divisions Student Teams-Achievement
- Guru membentuk kelompok murid beranggota 4 orang secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll);
- Guru menyajikan bahan pembelajaran;
- Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota kelompok harus menjelaskan kepada anggotanya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti;
- Guru menyampaikan kuis/pertanyaan kepada seluruh murid. Pada saat menjawab kuis para murid tidak boleh bekerja sama;
- Guru mevaluasi kemampuan para murid; dan
- Guru membuat kesimpulan.
29)
TAKE AND GIVE
Enam
langkah model pembelajaran Take and Give
- Guru menyediakan kartu ukuran ± 10 cm x 15 cm sebanyak murid. Setiap kartu berisi sub materi (isi kartu berbeda sesuai dengan TPK);
- Guru menjelaskan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran;
- Setiap murid diberi satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit;
- Semua murid disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Setiap murid harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh;
- Demikian seterusnya sampai setiap murid saling memberi dan menerima materi pembelajaran (take and give); dan
- Guru mengevaluasi hasil pembelajaran.
Contoh Kartu
NAMA MURID YANG MENERIMA: …………………………….
SUB MATERI :
…………………………….
NAMA YANG DIBERI
1. ………………………..
2. ……………………….
3. dst.
30) TALKING STIK
Lima
langkah model pembelajaran Talking Stik
- Guru menyiapkan sebuah tongkat (stik);
- Guru menyampaikan pokok pembelajaran, kemudian memberikan kesempatan kepada murid untuk membaca dan mempelajari materi pada buku pegangan murid;
- Setelah selesai murid membaca buku dan menutup buku, guru mengambil tongkat dan memberikan kepada murid, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan murid yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar murid mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru;
- Guru memberikan kesimpulan; dan
- Guru mengadakan evaluasi.
31)
THINK PAIR AND SHARE
Enam
langkah model pembelajaran Think Pair and Share
- Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang harus murid capai;
- Murid memikirkan materi/permasalahan yang disampaikan guru;
- Murid berpasangan dengan teman sebelahnya (per kelompok 2 orang muri) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing;
- Guru memimpin pleno kecil, setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya;
- Berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para murid; dan
- Guru memberi kesimpulan.
32) VAN GELDER
Enam langkah model pembelajaran Van Gelder
1) Tujuan Instruksional
Tujuan
instruksional merupakan langkah
pertama yang harus dirumuskan
dari suatu pembelajaran. Tujuan instruksional merupakan
harapan yang ingin dicapai warga
belajar seletah warga beljar mempelajari
bahan ajar. Tujuan pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran secara umum, dan tujuan pembelajaran secara
khusus/ spesifik.
2)
Analisis situasi kelas
Situasi
kelas adalah situasi warga belajar yang
akan mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran. Mengapa harus
dianalisis? Hal ini perlu, karena agar
tidak terjadi kerugian. Kerugian sering
terjadi manakala guru/perencana pembelajaran salah menaksir situasi kelas. Kesalahan
terjadi pada kasus pemilihan
bahan, pemilihan alat
pembelajaran, dan penentuan tujuan.
Kasus pemilihan bahan yang terlalu sulit
atau terlalu mudah kedua-duanya tetap merupakan kerugian. Terlalu sulit, akibatnya
warga belajar tidak memahami
isi pembelajaran dan warga
belajar tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran. Terlalu mudah, akibatnya
warga belajar tidak serius beljara. Warga belajar menganggap
enteng, menganggap kurang perting,
karena bahan yang diajarkan telah
dimilikinya.
Pemilihan
alat pembelajaran untuk
membantu warga belajar mencapai
tujuan pembelajaran. Suatu kelas ada
yang harus, ada yang stengah harus, dan ada pula yang tidak
perlu menggunkan alat pembelajaran.
Hal ini tergantung pada bahan yang akan diajarkan, dan
cara pengajaran yang digunakan.
Penentuan
tujuan harus disesuaikan
dengan keadaan warga belajar. Tujuan yang dirumuskan tidak
terlalu rendah dan tidak terlalu muluk. Terlalu rendah mengakibatkan
warga belajar tidak dipacu
untuk belajar keras. Terlalu tinggi
juga menimbulkan masalah, warga
belajar sulit mencapi tujuan pembelajar,
dengan kata lain warga belajar berhasil.
3)
Kegiatan pengajar dan warga belajar
Setelah
penentuan tujuan instruksional dan
penentuan karakteristik kelas berdasarkan hasil analisis, maka harus ditentukan kegiatan-kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh pengajar dan kegiatan yang harus dilaksanakan warga belajar.
Baik kegiatan pengajar,
maupun kegiatan warga belajar
harus merupakan suatu sistem.
Kegiatan ini termasuk kegiatan interaksi,
di satu pihak guru mempengaruhi warga belajar agar
belajar, dan di pihak laim kegiatan warga belajar yang mempengaruhi kegiatan/taktik guru. Jadi ada
kegiatan timbal baik. Kegiatan timbal
balik ini dirumuskan dalam suatu kegiatan pembelajaran (kegiatan guru dan
murid).
4)
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dirumuskan setelah
jelas kegiatan yang akan
ditempuh baik oleh pengajar,
maupun oleh warga belajar.
Materi pembelajaran diarahkan untuk memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh
rumusan tujuan instruksional.
5) Alat
Pembelajaran
Alat
pembelajaran ditentukan dan
dipilih setelah materi
pembelajaran disusun. Memang, alat pembelajaran dipilih untuk tujuan
memperjelas bahan yang disajikan. Apabila
bahan yang disajikan mudah
dipahami warga belajar, maka
warga belajar untuk mencapai
tujuan peluangnya lebih besar. Alat
pembelajaran membantu warga
belajar yang memrlukan penjelsan selain penjelasan secara verbal.
6)
Evaluasi dan Revisi
Langkah
terakhir ialah mengadakan
evaluasi terhadap warga belajar.
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat penguasaan warga belajar terhadap materi yang telah disampaikan. Dari evaluasi akan
diperoleh suatu hasil. Hasil inilah yang
menjadi bahan penentu apakah perlu diadakan
revisi, apakah tidak usah
diadakan revisi. Hal ini
ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, apabila hasil bembelajaran yang dicapai warga
belajar kurang baik, maka revisi wajib dilaksanakan. Sedangkan, apabila hasil evaluasi menunjukkan
angka yang baik, maka tidak usah diadakan revisi.
DAFTAR PUSTAKA
Attalib, Hilsham (1992)
dalam Training Guide for Islamic Worker’s. Malaysia
Bloom, Benyamin S. et.
al (A Commitee of College and University
Examiners). (1975). Taxonomy of Educational Objectives. New York: David
McKay Company, Inc.
Dahlan, M.D.,
dkk. (1984). Model-Model Mengajar. Bandung:CV Diponegoro.
Joyce, Bruce &
Marsha Weil. (1980). Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Kemp. Jerrold E. (1977). Instructional
Design: Plan for Unit and Course Development.
Rahman. (2000). Bunga Rampai Perencanaan Pengajaran Bahasa.
Bandung: FPBS UPI.
Rahman. (2004). Model Pembelajaran Menulis Kalimat. Bandung: PPs
UPI
Rahman. (2005). Desain Instruksional Bahasa. Bandung:
Alqo Print
Rahman (Ed),
dkk. (2005). Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alqa Print.
No comments:
Post a Comment