Thursday 11 April 2013

Model pembelajaran



Model Pembelajaran
                                                             

Oleh :

Abdul Muhid
(2011.13.882)

Sekolah Tinggi Agama Islam
 Bunga Bangsa Cirebon (STAI BBC)
2013
Jl. Widarasari III Tuparev-Cirebon Telp./Fax. (0231) 246215
e-mail : staibbc95@yahoo.co.id







KATA PENGANTAR
                                                                                   

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya, shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Model pembelajaran yang membahas ruang lingkup dan Model Pembelajaran.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, dan akan berusaha untuk menyempurnakannya. Seperti Pribahasa “ Tak ada gading yang tak retak “ dengan demikian kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami harapkan.
Atas segala kekurangan, penyusun mohon maaf dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. aminn

                                                                                                                                                                       



Cirebon,11 April 2013

Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MODEL PEMBELAJARAN



      Salah satu ciri masyarakat ilmiah adalah memiliki keterbukaan dalam menerima temuan orang lain sepanjang temuan itu dapat dipertanggungajawabkan. Ciri ini terdapat pada kebanyakan guru di sekolah. Sebagian besar guru di sekolah memiliki kecenderungan untuk menerima inovasi dalam perbaikan keprofesionalannya. Kata model mengajar dalam dunia profesi guru bukan hal baru, sama halnya dengan kata sertifikasi yang dewasa ini hangat diekspose.
Model pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dan murid dalam pelaksanan proses belajar-mengajar. Joyce & Weil (1980) yang disitir Rahman (2004:12-13) mendefinisikan model pembelajaran (model of teaching) adalah suatu perencanaan yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya. Menurutnya sebagai berikut.
Models of teaching is plan or pattern that can be  used to shape a curriculums (long-term courses of studies), to design instructional materials, and to guide instruction in the classroom and other setings (Joyce &  Weil, 1980:1).
Kemp (1977) mengartikan model pembelajaran merupakan suatu  perencanaan pembelajaran (desain instrucsional) yang digunakan dalam menentukan  maksud dan tujuan setiap topik/popok bahasan (goals topics, and purposes), menganalisis karakteristik warga belajar (leaner characteristics), menyusun tujuan instruksional khusus (learning objectives), memilih isi pembelajaran (subject content), melakukan prates (pre assesment), melaksanakan  kegiatan belajar mengajar/sumber pembelajaran (teaching learning activities/resources), mengadakan  dukungan pelayanan (suport services), melaksanakan evaluasi (evaluation), dan membuat revisi (revise).
Baik Joyce & Weil (1980) maupun Kemp (1977) sependapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.
Rumpun model pembelajaran ada empat macam (Joyce &  Weil 1980:ix-xvii, Dahlan, dkk.,1984:24-25), yakni sebagai berikut.


1)      The information processing family 
2)      The personal family 
3)      The social family 
4)      The behavioral models
1)      Model pemrosesan informasi (the information processing family), yaitu model pembelajaran yang menjelaskan cara individu memberi respons rangsangan dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan merencanakan pemecahan masalah, serta menggunakan simbol-simbol verbal dan nonverbal.
2)     Model pribadi (the personal family),  yaitu  model  pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan diri individu.
3)     Model interaksi sosial (the social family), yaitu model pembelajaran yang mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain, dan memusatkan perhatiannya pada proses realitas yang ada dan dipandang sebagai negosiasi sosial.
4)     Model prilaku (the behavioral models), yaitu model pembelajaran yang dibangun atas dasar teori yang umum, yakni teori perilaku.
      Model pembelajaran banyak  yang bisa  digunakan  dalam  pembelajaran, termasuk bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa  kedua  (bukan pengajaran bahasa pertama atau bahasa ibu). Berdasarkan hasil pengamatan pada tahun 2005 di SMP-SMA Kota Bandung ditemukan berbagai model pembelajaran yang telah dikenal para guru. Model tersebut termasuk pada kelompok Model pemrosesan informasi (the information processing family). Dalam mempersiapkan sertifikasi dan keprofesionlan calon guru, dosen telah mengkondisikan mahasiswa dalam perkuliahan Strategi Belajar-Mengajar dan perkuliahan Perencanaan Pengajaran di Universitas Pendidikan Indonesia, yakni mensimulasikan model-model mengajar dan telah belasan model mengajar di-VCD-kan. Memang, model mengajar bukan barang baru, tetapi karena bukan barang baru mungkin ada orang yang kurang memperhatikan. Untuk kepentingan mengingatkan kembali, di bawah ini disitir contoh nama model mengajar dan langkah-langkahnya yang telah diadaptasi sebagai berikut.




1) ARTIKULASI

Tujuh langkah model pemelajaran Artikulasi
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
  2. Guru menyajikan materi pembelajaran;
  3. Guru membentuk pasangan kelompok murid perkelompok dua orang murid;
  4. Guru menyuruh seorang murid dari salah satu pasangan itu untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan sambil mencatat hal-hal penting, kemudian pasangan tersebut berganti peran. Begitu juga pasangan kelompok lainnya;
  5. Guru menyuruh murid secara bergiliran atau diacak untuk menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya;
  6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum   dipahami murid; dan
  7. Guru bersama murid membuat kesimpulan dalam menutup pembelajaran.

2) BERTUKAR PASANGAN

Lima langkah model pembelajaran Bertukar Pasangan
  1. Murid mendapat seorang pasangan (guru menunjuk pasangan murid atau murid menunjuk pasangannya;
  2. Guru memberikan tugas dan murid mengerjakan tugas bersama dengan pasangannya;
  3. Setelah selesai setiap pasangan murid bergabung dengan satu pasangan yang lain;
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka; dan
  5. Temuan baru yang diperoleh dari pertukaran pasangan itu kemudian dibagikan kepada pasangan semula.






3) COMPLETTE SENTENCE

       Guru menyiapkan kartu isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
Delapan langkah model pembelajaran Complette Sentence
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
  2. Guru menyampaikan materi pemebelajaran atau guru menyuruh murid membacakan bahan;
  3. Guru membentuk  kelompok murid, masingt-masing kelompok beranggota dua atau tiga orang siswa secara heterogen;
  4. Guru membagikan lembar kerja kepada murid berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap tadi;
  5. Murid mendiskusikan paragraf untuk dilengkapi kalimat yang belim lengkap tadi dengan kunci jawaban yang telah disediakan guru;
  6. Murid membicarakan paragraf dan kunci jawaban bersama-sama anggota kelompoknya;
  7. Murid mencari jawaban yang benar. Setiap murid disuruh membaca kalimat yang telah dilengkapi jawaban secara berulang-ulang sampai mengerti atau hapal; dan
  8. Guru bersama murid membuat kesimpulan.


4) CONCEPT SENTENCE

Tujuh langkah model pembelajaran Concept Sentence
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
  2. Guru menyajikan materi pembelajaran;
  3. Guru membentuk kelompok murid dengan berjumlah 3 orang secara heterogen;
  4. Guru menyajikan kata-kata kunci dari materi pembelajaran;
  5. Setiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci matri pembelajaran;
  6. Kalimat susunan setiap kelompok diplenokan (didiskusikan) dengan pemandu guru; dan
  7. Guru dan murid membuat kesimpulan.



5) COOPERARIVE INTEGRATED READING AND
    COMPOSITION (CIRC)

         Enam langkah model pembelajaran Cooperative Integrative Reading and Composition (Koperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
  1. Guru membentuk kelompok beranggota empat orang siswa yang secara heterogen;
  2. Guru memberikan wacana/teks sesuai dengan bahan  pembelajaran;
  3. Murid saling membacakan dan menemukan ide pokok dan  memberikan tanggapan terhadap wacana/teks yang ditulis pada lembar jawaban;
  4. Murid membacakan hasil kerja kelompok;
  5. Guru membuat kesimpulan bersama murid; dan
  6. Guru membacakan kesimpulan.

6) COOPERATIVE SCRIPT

      Enam langkah model pembelajaran Cooperative Script
  1. Guru mengelompokkan murid untuk berpasangan;
  2. Guru membagikan teks materi pembelajaran kepada setiap murid untuk dibaca dan diringkas;
  3. Guru menetapkan murid yang pertama berperan sebagai pembicara dan murid yang berperan sebagai pendengar;
  1. Murid sebagai pembicara membacakan ringkasan teks dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan, sedangkan  pendengar:
à  Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang 
      yang seharuskan dikemukakan; dan
            à  Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan     
     menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi
     yang berhubungan.
  1. Murid yang berperan sebagai pembicara berubah tugas menjadi pendengar; 
  2. Guru bersama murid membuat kesimpulan sebelum menutup pembelajaran.




7) DEBATE

Tujuh langkah model pembelajaran Debate
  1. Guru membagi murid menjadi dua kelompok debat, kelompok yang satu pro dan kelompok yang kontra;
  2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok;
  3. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah seorang anggota kelompok yang pro untuk berbicara. Saat itu pembicaraan ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra. Begitu pula seterusnya sampai sebagian besar murid bisa mengemukakan pendapatnya;
  4. Ketika murid menyampaikan gagasan, guru menuliskan inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
  5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap; dan
  6. Dari catatan guru tadi, guru mengajak murid membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

8) DEMONSTRATION

Tujuh langkah model pembelajaran Demonstration
1.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
  1. Guru mengemukakan gambaran materi pembelajaran yang akan diajarkan;
  2. Guru dan murid mempersiapkan bahan atau alat yang diperlukan;
  3. Guru menyuruh salah seorang murid untuk mendemontrasikan sesuai skenario pemlejaran yang telah disiapkan;
  4. Seluruh murid memperhatikan demontrasi dan murid menganalisisnya;
  5. Murid atau kelompok murid mengemukakan hasil analisis dan pengalaman murid yang didemontrasikan; dan
  6. Guru membuat kesimpulan.





9) EXAMPLES NON EXAMPLES

Tujuh langkah model pembelajaran Examples Non Examples
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran;
  2. Guru memperlihatkan gambar kepada para murid;
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada murid untuk memperhatikan/menganalisis gambar-gambar yang diperlihatkan;
  4. Murid berdiskusi kelompok untuk menganalisis gambar, hasil diskusi dicatat oleh kelompok masing-masing;
  5. Setiap kelompok secara abergilir membacakan hasil diskusinya;
  6. Dari hasil diskusi murid, guru menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran; dan
  7. Guru membuat kesimpulan.


10) EXPLICIT INTRUCTION

Lima langkah model pembelajaran Explicit Instruction
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada murid;
  2. Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan;
  3. Guru membimbing murid dalam pelatihan;
  4. Guru mengecek pemahaman murid dan memberikan umpan balik; dan
  5. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk latihan lanjutan.

11) GLASE

      Lima langkah model pembelajaran Glase
   
1)   Menentukan Komponen Tujuan (Instructional Objectives)
      Tujuan pembelajaran khusus ditentukan oleh guru/pengajar.  Guru  dituntut terampil menentukan  tujuan  yang ingin  dicapai  warga belajar, setelah  warga  belajar menyelesaikan pembelajaran.
2)   Situasi Awal (Entering Behavior)
      Guru  harus  menentukan situasi awal.  Dalam  hal  ini mencakup situasi warga belajar yang akan menjadi warga belajar (katakteristik: tingkat kecerdasan dan  kemampuan  awal  warga  belajar); situasi  guru  yang  akan memberikan  pembelajaran (kompetensi, persiapan);  dan situasi  sekolah (tingkat pendidikan dan kondisi  daya dukung sekolah).
3)   Prosedur Pembelajaran (Instructional Procedures)
      Guru harus mahir menentukan teknik-teknik pembelajaran agar warga belajar mudah mencapai tujuan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
4)  Menilai Performance (Performance Assesment)
      Guru  harus mahir menentukan cara menilai,  menentukan alat  penilaian,  dan  mahir  menilai  untuk  mengukur pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
5)  Umpan Balik (Feedback)
      Pencapaian hasil pembelajaran menjadi indikator keberhasilan  suatu  kegiatan pembelajaran. Hasil  pembelajaran yang merupakan penerapan langkah ke-1 s.d.  ke-4 dijadikan  bahan  untuk bahan perbaikan dalam   tindak lanjut. Hasil pembelajaran yang telah dicapai  dijadikan bahan untuk bertindak lebih lanjut.

12) GROUP INVESTIGATION

Delapan langkah model pembelajaran Group Investigation
  1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen;
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok;
  3. Guru memanggil para ketua kelompok untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat satu materi tugas yang berbeda;
  4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas yang sudah ada secara kooperatif berisi tenemuan;
  5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok;
  6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus menyampaikan kesimpulan;
  7. Evaluasi pembelajaran sesuai dengan maksud pembelajaran; dan;
  8. Penutup.






13) IDI (Instructional Development Institute)
        Tiga langkah model pembelajaran IDI

1) Pembatasan (Define/Identify)
  a. Analisis kebutuhan
      Analisis  kebutuhan  ditujukan  untuk  menentukan    keperluan atau harapan yang ingin dimiliki warga bela-jar, setelah warga belajar menyelesaikan suatu jenjang pendidikan.  Hal  ini dilakukan  untuk  mengantisipasi penurunan  kualitas dari kualifikasi yang harus  dipenuhi.
Contoh
- Kebutuhan lulusan PGSM Pendidikan  Bahasa  Indonesia
  yang  mahir membuat TPK pengajaran Bahasa  Indonesia
  yang  memenuhi komponen dan kriteria.
- Kebutuhan lulusan SLTP yang dapat membuat  ringkasan
  cerita pendek.
    Analisis  ini  dilaksanakan  agar  tidak   terjadi penyimpangan dari yang seharusnya dikuasai.
b. Karakteristik warga belajar
     Karakteristik warga belajar perlu diketahui  agar guru/ perencana pembelajaran dapat menentukan
- isi dan bobot bahan pembelajaran
- urutan penyajian
- jenis media yang digunakan
- jenis kegiatan untuk mencapai tujuan
      Pengetahuan tentang ciri-ciri/karakteristik warga belajar  bermanfaat bagi  guru/perencana  pembelajaran dalam memperoleh
- gambaran kemampuan awal warga belajar
- gambaran pengalaman yang dimiliki warga belajar    
- gambaran tingkat kemahiran berbahasa warga belajar
- gambaran media yang cocok bagi warga belajar
- gambaran kebutuahn khusus bagi setiap warga belajar
- gambaran tentang alat motivasi yang mungkin cocok
- gambaran latar belakang sosial budaya yang perlu
  warga belajar junjung tinggi
       Berhubungan  dengan karakteristik warga  belajar, menurut  Chisholm  dan Ely ada  tiga  jenis  ciri-ciri warga belajar yang perlu diperhatikan, yakni
    (1) Ciri-ciri yang berkaitan dengan penguasaan kemampuan
          prasyarat
    (2) Ciri-ciri yang  berkaitan  dengan  latar belakang sosial dan 
          budaya
    (3) Ciri-ciri yang berkaitan dengan kepribadian siswa
2) Pengembangan (Develop)
a. Perumusan tujuan instruksional umum
      Tujuan  instruksional umum sering disebut  terminal performance objectivea, sedangkan tujuan instruksional khusus sering disebut enabling objectives.
      Perumusan   tujuan  instruksional  umum   merupakan perumusan tingkah laku yang harus diperlihatkan  warga belajar   pada  saat   berlangsung  pada  akhir  suatu kegiatan pembelajaran. (Contoh rumusan tujuan instruksional umum atau tujuan pembelajaran umum dapat  dilihat  pada  pembelajaran 4, dan contoh  rumusan  tujuan instruksional     khusus    dapat     dilihat     pada pembelajaran6).
b. Analisis tugas dan jenjang belajar
      Analisis  tugas  sebenarnya proses  yang  digunakan untuk mengidentifikasikan hal-hal sebagai berikut.
(1) Tugas pokok yang harus dilakukan warga belajar dalam  mencapai tujuan setelah  menyelesaikan  salah  satu anak tema dan konsep pembelajarannya.
(2) Setiap subtugas yang membantu warga belajar dalam   menyelesaikan tugas pokok.
(3) Unsur-unsur tugas yang merupakan bagian dari subtugas.
c. Strategi instruksional
      Strategi   instruksional  (pembelajaran)   berupa pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling  efektif dan efisien dalam menyampaikan pengalaman  belajar yang  diperlukan  untuk mencapai  tujuan  pembelajaran yang telah ditetapkan.
      Dengan adanya kekhususan tujuan, lingkungan bela-jar,  keadaan warga belajar yang berbeda, dan  faktor-faktor lainnya, maka tidak mungkin dipakai hanya  satu strategi untuk mencapai semua tujuan pembelajaran.  Di samping itu, tidak ada strategi yang baik untuk mencapai  seluruh tujuan, setiap  strategi memiliki  keunggulan dan memiliki kelemahan.
      Strategi  dapat diartikan sebagai  kegiatan  yang dipilih oleg guru dalam proses belajar mengajar,  yang dapat membantu warga belajar mencapai tujuan  pembelajaran yang telah ditentukan.
d.  Karakteristik, pemilihan, dan penggunaan media
      Penentuan  karakteristik, pemilihan, dan  pengem-bangan media sebenarnya bagian dari strategi  instruksional.  Namun,  karena  media  termasuk  sarana  yang digunakan oleh pengajar dalam kegiatan belajar  mengajar, maka media pengajaran harus direncanakan.
      Media  pengajaran mencakup bahan, dan  peristtiwa yang  dapat  menciptakan kondisi warga  belajar  untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
      Karakteristik  media,  baik  keunggulan,   maupun kelemahan media harus menjadi pertimbangan guru/perencana  pembelajaran.  Apabila  hal  ini  telah  menjadi pertimbangan, baru guru/perencana pembelajaran  menentukan  pilihan  nama media yang  akan  digunakan,  dan menggunakannya sesuai dengan fungsinya.
      Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran  di antaranya:
- buku
      Media  yang  tergolong ke dalam buku  saperti  surat  kabar,  majalah,  jurnal,  tabloid,  buku,   grafik, diktat, dan yang sejenis 
- pita suara
      Pita suara yang dimaksud adalah rekaman yang  berupa  suara,  seperti  suara alat  musik,  suara  manusia,  suara, binatang, suara suasana suatu peristiwa,  dan  yang sejenis.
- pita video
      Pita  video  sebenarnya  suara  yang  direkan,  tapi  dilengkapi  dengan gambar suatu akting.  Pita  video  dapat merekam suatu peristiwa yang lalu dan dilayan
      gulangkan  kembali  dengan  menampilkan  suara   dan  gambar suasana yang direkam.
- film
      Rekaman  gambar  dalam klise yang  dapat  reproduksi atau dapat dilihat gambarnya.
- benda sebenarnya
      Benda asli suatu barang, kalau menerangkan kecambah, maka diperlihatkan kecambah sebenarnya (bukan gambar  atau benda tiruan)
- benda model
      Benda  tiruan  dari suatu benda yang  dibuat  bentuk sederhananya,   seperti  menerangkan  gajah,   kalau  membawa gajahnya ke ruang kelas sulit, maka  diguna  kan media patung gajah dalam bentuk mini.
e. Pengembangan prototipe
      Dalam  bagain   ini  guru/pengajar  mengembangkan contoh-contoh (prototipe) dari langkah ke langkah.      
3) Penilaian (Evaluate)
a. Uji coba
      Menguji  coba prototipe yang sudah  dibuat  untuk memperoleh  perbaikan.  Pengujicobaan  prototipe  bisa juga  dilakukan dengan cara mendikusikan dengan  warga belajar,  tentang kekurangan dan atau keunggulan  yang perlu dipertahankan.
b. Review dan revisi
      Apabila  dalam kegiatan uji coba  ada  kelemahan, maka pada bagian ini diadakan review dan revisi.
c.  Implementasi
      Implementasi suatu program pembelajaran merupakan pelaksanaan  program  tersebut  setelah  diuji   coba. Implementasi dapat pula merupakan pelaksanaan  sesuatu program yang telah diujicobakan dengan menggunkan  uji lapangan.
      Dalam   pelaksanaan  implementasi  harus   dibuat catatan untuk dijadikan umpan balik untuk  kelengkapan bahan evaluasi program.
    Catatan itu seperti mengenai
- karakteristik warga belajar
- tenaga pelaksana
- fasilitas pendukung
- tujuan instruksional
- strategi pembelajaran
- materi/bahan pembelajaran
- sumber yang digunakan, dsb.
d. Evaluasi
      Evaluasi berupa penentuan dan pencarian data atau keterangan  yang akan dijadikan  dasar  menilai  suatu program,  hasil, prosedur, tujuan, atau manfaat  untuk mencapai tujuan.






14) INSIDE OUTSIDE CIRCLE

 Lima model pembelajaran Inside Outside Circle
  1. Setengah dari jumlah murid berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar untuk membagi informasi;
  2. Setengah dari jumlah murid lagi membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam;
  3. Dua murid yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan;
  4. Murid-murid yang berada di dalam lingkaran kecil diam di tempat, sedangkan murid yang berada dalam di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam; dan
  5. Murid-murid yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

15) JERROLD E. KEMP

       Sembilan langkah model pembelajaran Jerold E. Kemp
1)   Maksud dan tujuan setiap topik/popok bahasan
      (Goals Topics, and purposes)
      Topik/pokok bahasan yang akan disampaikan kepada warga belajar    didasari  atas maksud dan tujuan  yang  ingin dicapai. Oleh karena itu, penentuan maksud dan  tujuan pembelajaran  harus lebih dahulu  dirumuskan,  setelah itu penyusunan topik pembelajaran.   
2)   Karakteristik warga belajar (Leaner characteristics)
      Setiap  warga  belajar  memiliki  karakteristik   yang berbeda. Untuk mengetahui karakteristik itu diperlukan teknik tertentu. Dengan mengetahui karakteristik warga belajar,  perencana  akan  terbantu  dalam   penentuan tujuan pembelajaran khusus.
3) Tujuan Instruksional Khusus (Learning Onjectives)
    Setelah penentuan maksud dan tujuan setiap topik, lalu penentuan  pembelajaran  khusus.  Tujuan  pembelajaran khusus  (tujuan instruksional khusus)  berupa  rumusan tujuan yang ingin dicapai warga belajar secara khsusus setelah  menyelesaikan suatu bahan  pembelajaran/suatu topik pembelajaran. Tujuan instruksional khusus direncanakan oleh guru/perencana pembelajaran.
4)   Isi Pembelajaran (Subject Content)
      Isi pembelajaran sebenarnya disesuaikan dengan  tujuan pembelajaran  khusus.  Hal ini dilakukan,  karena  isi pembelajaran  itu diarahkan untuk  pencapaian  tujuan. Bahan  (isi)  pembelajaran  mempunyi  hubungan  dengan tujuan pembelajaran khusus. Tujuan pembelajaran khusus sebagai penunjuk penentuan isi bahan pembelajaran.
5)   Pretes (Pre Assesment)
      Pretes  sebenarnya penaksiran awal terhadap  kemampuan yang  dimiliki  warga  belajar  sebelum   melaksanakan pembelajaran. Pretes berguna untuk mengetahui  tingkat kemempuan  awal warga belajar. Dengan  adanya  pretes, perencana/guru  mendapat informasi  tentang  kemampuan awal warga belejar terhasap bahan yang akan  disampaikan.
 6) Kegiatan Belajar Mengajar, Sumber Pembelajaran
     (Teaching/Learning Activities, Resources)
      Kegaiatan  pembelajaran terbagi menjadi dua  kegiatan. Kegiatan  warga belajar dan kegiatan  pengajar.  Kedua kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran  khusus.  Dalam  kegiatan  ini  digunakan sesuatu/beberapa sumber pembelajaran.
7)   Dukungan pelayanan (Suport services)
      Dukungan pelayanan, saperti manusia, teknisi, administrator,  dana,  fasilitas,  perkakas,  dan  sebagainya. Manusia sebagai pendukung terhadap pembelajaran,  baik manusia  sebagai  pembelajar, maupun manusia  di  luar pembelajar. Begitu pula teknisi. Teknisi di  antaranya berperan  sebagai pelaksana pada  pengoprasian/penggunaan  suatu  media pendidikan.  Administrator  sebagai orang yang mengerjakan ketatausahaan, seperti mengetik bahan ajar, menggandakan bahan, menyimpan  arsip-arsip yang  berhubungan  dengan  bahan  ajar.  Dana  sebagai pendukung kegiatan pembelajaran, karena tanpa ada dana kegiatan pembelajaran tidak akan jalan dengan  lancar. Fasilitas  sebagai  dukungan pada  pembelajaran,  baik fasilitas perangkat keras, maupun fasilitas  perangkat lunak. Sedangkan perkakas sebagai alat yang  digunakan yang berdaya dukung terhadap pelaksanaan pembelajaran.



8)   Evaluasi (Evaluation)
      Kegiatan 1) sampai dengan kegiatan 7) hasilnya  diukur dengan  evaluasi.  Hasil  evaluasi  menjadi  indikator terhadap   pelaksanaan  pembelajaran.  Apabila   hasil evaluasi  menunjukkan  baik, maka kegiatan  1)  sampai dengan  7) tidak perlu diperbaiki.  Namun  sebaliknya, apabila  kegiatan  1)  sampai dengan  7)  tidak  baik, kurang atau jelek, maka harus dicari kelemahannya  dan diadakan revisi (perbaikan). Kegiatan revisi ditujukan kepada  seluruh  langkah.  Kegiatan  revisi   termasuk langkah  yang  ke sembilan  dan  bersifat  alternatif, artinya boleh dilaksanakan kalu perlu.   
9)   Revisi (Revise)
      Langkah revisi dilaksanakan untuk memperbaiki langkah-langkah  sebelumnya,  yaitu langkah 1)  sampai  dengan langkah 7), apabila langkah 7) menunjukkan hasil  yang kurang baik.


16) JIGSAW

Tujuh langkah model pembelajaran Jigsaw
  1. Guru mengelompokkan murid ke dalam  4 anggota tim;
  2. Setiap anggota dalam tim diberi bagian materi pembelajaran yang berbeda;
  3. Setiap anggota dalam tim menerima materi pembelajaran  atau tugas;
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari materi pembelajaran yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi pembelajaran;
  5. Setelah berdiskusi sebagai tim ahli dari setiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang bahan pembelajaran yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan;
  6. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi di hadapan kelas; dan
  7. Guru mengevaluasi.




17) KEPALA BERNOMOR STRUKTUR

       Lima langkah model pembelajaran Kepala Bernomor Struktur
  1. Guru membagi murid menjadi berkelompok, setiap murid dalam setiap kelompok mendapat nomor;
  2. Tugas diberikan kepada setiap murid berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai;
Misalnya : murid nomor satu bertugas mencatat soal. Murid nomor dua mengerjakan soal dan murid nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya;
  1. Guru menyuruh kerja sama antar kelompok. Murid disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa murid bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini murid dengan tugas yang sama saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka;
  2. Murid melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain; dan
  3. Guru membimbing murid membuat kesimpulan.

18) MAKE – A MATCH

 Tujuh langkah model pembelajaran Make a Match
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa bahan pembelajaran yangg cocok untuk direview, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban;
  2. Setiap murid mendapat satu buah kartu;
  3. Setiap murid memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegangnya;
  4. Setiap murid mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban);
  5. Setiap murid yang dapat mencocokkan kartu dengan jawaban sebelum batas waktu diberi point;
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap murid mendapat kartu yang berbeda dengan kartu sebelumnya. Demikian seterusnya; dan
  7. Guru bersama murid membuat kesimpulan.



19) MIND MAPPING

Enam langkah model pembelajaran Mind Mapping
  1. Guru mengemukakan kompetensi yang murid capai;
  2. Guru mengemukakan masalah yang harus ditanggapi oleh murid. Masalah harus mempunyai alternatif jawaban;
  3. Guru membentuk kelompok murid dengan anggota 2-3 orang;
  4. Setiap kelompok membuat alternatif jawaban;
  5. Setiap kelompok membaca hasil diskusi dan guru mencatat pada papan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan; dan
  6. Catatan pada papan tulis dibuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai dengan konsep yang disediakan guru.


20) Model Pembelajaran Menulis Kalimat
      Menggunakan Gambar

Enam langkah model pembelajaran Mind Mapping
1. Murid menjawab prates; 
2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran;
3. Apersepsi
4. Penjelasan bahan yang akan ditulis;
5. Penelaahan ide-ide yang ada dalam gambar;
6. Tanya jawab tentang ide yang akan ditulis; dan
  1. Pascates (menulis kalimat).

21) NUMBERED HEADS TOGETHER

Enam langkah model pembelajaran Mind Mapping
  1. Guru mengelompokkan murid, setiap murid dalam setiap kelompok mendapat nomor;
  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya;
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya;
  4. Guru memanggil salah satu nomor murid dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka;
  5. Tanggapan dari kelompok lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain; dan
  6. Guru dan murid membuat kesimpulan.


22) PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
         Lima langkah model pembelajaran PPSI

1. Perumusan Tujuan
   - Merumuskan TPK
   - Menggunakan 4 komponen dan 4 kriteria
2. Pengembangan Alat Evaluasi
   a. Menentukan jenis tes yang akan digunakan untuk
      menilai tercapai tidaknya tujuan.
   b. Merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai
      masing-masing tujuan
3. Kegiatan Belajar
   a. Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar
       untuk mencapai tujuan.
   b. Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu di-
       tempuh.
   c. Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh.
4. Pengembangan Program Kegiatan
   a. Merumuskan materi pembelajaran
   b. Menetapkan teknik yang dipakai
   c. Memilih alat pelajaran/buku yang dipakai
   d. menyusun jadwal
5. Pelaksanaan
   a. Mengadakan pretes
   b. Menyampaikan materi pembelajaran
   c. Mengadakan postes
   d. Perbaikan






23)  PICTURE AND PICTURE

Tujuh langkah model pembelajaran Picture and Picture
  1. Guru mengemukakan kompetensi yang harus murid capai;
  2. Guru menyajikan materi sebagai pengantar pembelajaran;
  3. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi pembelajaran;
  4. Guru memanggil murid secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis;
  5. Guru menanyakan alasan urutan gambar tersebut;
  6. Dari alasan urutan gambar tersebut guru menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  7. Guru membuat kesimpulan.


24) PROBLEM BASED INTRODUCTION

Lima langkah model pembelajaran Problem Based
Introduction
  1. Guru mengemukakan kompetensi yang harus murid capai. Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan. Memotivasi murid agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran;
  2. Guru membantu murid mendefinisikan dan menyelesaikan tugas pembelajaran;
  3. Guru mendorong murid untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4.  Guru membantu murid dalam membuat laporan; dan
5.  Guru membantu murid untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan








25) ROLE PLAYING

Sebelas langkah model pembelajaran Role Playing
      1.  Guru membuat skenario pembelajaran yang akan ditampilkan;
  1. Guru menunjuk beberapa murid untuk mempelajari skenario;
  2. Guru membentuk kelompok murid yang anggotanya 5 orang;
  3. Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
  4. Guru memanggil para murid yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan;
  5. Masing-masing murid duduk di kelompoknya, masing-masing kelompok memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperankan;
  6. Setelah selesai pentas, masing-masing murid diberikan kertas  kerja untuk dibahas;
  7. Masing-masing kelompok menyampaikan pembahasan;
  8. Guru memberikan kesimpulan secara umum atas pembahasan murid; dan
  9. Guru mengadakan evaluasi.

26) SNOWBALL THROWING

Tujuh langkah model pembelajaran Snowball Throwing  
1.   Guru menyampaikan materi pembelajaran;
  1. Guru membentuk kelompok murid dan memanggil ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran;
  2. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian ketua kelompok menjelaskan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada temannya;
  3. Masing-masing murid menerima satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi pembelajaran yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok;
  4. Kertas kerja tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama ± 15 menit untuk dibaca;
  5. Setelah murid dapat satu satu, pertanyaan diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian; dan
  6. Evaluasi.

27) STUDENT  FACILITATOR AND EXPLAINING

Lima langkah model pembelajaran Student Facilitator and
Explaning

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi;
  3. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menjelaskan kepada sesama murid, baik melalui bagan/peta konsep maupun melalui yang lainnya;
  4. Guru menyimpulkan ide/pendapat murid; dan
  5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
.
28) STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT
      DIVISIONS (STAD)

Enam langkah model pembelajaran Student
Teams-Achievement Divisions Student Teams-Achievement

  1. Guru membentuk kelompok murid beranggota 4 orang secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll);
  2. Guru menyajikan bahan pembelajaran;
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota kelompok harus menjelaskan kepada anggotanya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti;
  4. Guru menyampaikan kuis/pertanyaan kepada seluruh murid. Pada saat menjawab kuis para murid tidak boleh bekerja sama;
  5. Guru mevaluasi kemampuan para murid; dan
  6. Guru membuat kesimpulan.

29) TAKE AND GIVE
   
      Enam langkah model pembelajaran Take and Give

  1. Guru menyediakan kartu ukuran ± 10 cm x 15 cm sebanyak  murid. Setiap kartu berisi sub materi (isi kartu berbeda sesuai dengan TPK);
  2. Guru menjelaskan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran;
  3. Setiap murid diberi satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit;
  4. Semua murid disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Setiap murid harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh;
  5. Demikian seterusnya sampai setiap murid saling memberi dan menerima materi pembelajaran (take and give); dan
  6. Guru mengevaluasi hasil pembelajaran.


Contoh Kartu

NAMA MURID YANG MENERIMA: …………………………….
SUB MATERI                                      : …………………………….

NAMA YANG DIBERI
1. ………………………..
2. ……………………….
3. dst.

30) TALKING STIK
      Lima langkah model pembelajaran Talking Stik

  1. Guru menyiapkan sebuah tongkat (stik);
  2. Guru menyampaikan pokok pembelajaran, kemudian memberikan kesempatan kepada murid untuk membaca dan mempelajari materi pada buku pegangan murid;
  3. Setelah selesai murid membaca buku dan menutup buku, guru mengambil tongkat dan memberikan kepada murid, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan murid yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar murid mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru;
  4. Guru memberikan kesimpulan; dan
  5. Guru mengadakan evaluasi.



31) THINK PAIR AND SHARE
    
      Enam langkah model pembelajaran Think Pair and Share

  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang harus murid capai;
  2. Murid memikirkan materi/permasalahan yang disampaikan guru;
  3. Murid berpasangan dengan teman sebelahnya (per kelompok 2 orang muri) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing;
  4. Guru memimpin pleno kecil, setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya;
  5. Berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para murid; dan
  6. Guru memberi kesimpulan.

32) VAN GELDER

         Enam langkah model pembelajaran Van Gelder
1)  Tujuan Instruksional
      Tujuan  instruksional merupakan langkah  pertama  yang harus  dirumuskan  dari  suatu  pembelajaran.   Tujuan instruksional  merupakan  harapan yang  ingin  dicapai warga  belajar seletah warga beljar mempelajari  bahan ajar. Tujuan pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran secara  umum, dan tujuan pembelajaran  secara  khusus/ spesifik.     
 2)  Analisis situasi kelas
      Situasi  kelas adalah situasi warga belajar yang  akan mengikuti  suatu kegiatan pembelajaran. Mengapa  harus dianalisis?  Hal ini perlu, karena agar tidak  terjadi kerugian. Kerugian sering terjadi manakala guru/perencana pembelajaran salah menaksir situasi kelas.  Kesalahan  terjadi pada kasus pemilihan  bahan,  pemilihan alat pembelajaran, dan penentuan tujuan.
      Kasus pemilihan bahan yang terlalu sulit atau  terlalu mudah  kedua-duanya tetap merupakan kerugian.  Terlalu sulit,  akibatnya  warga belajar  tidak  memahami  isi pembelajaran  dan warga belajar tidak  dapat  mencapai tujuan  pembelajaran. Terlalu mudah,  akibatnya  warga belajar tidak serius beljara. Warga belajar menganggap enteng,  menganggap kurang perting, karena bahan  yang diajarkan telah dimilikinya.
      Pemilihan  alat  pembelajaran  untuk  membantu   warga belajar mencapai tujuan pembelajaran. Suatu kelas  ada yang harus, ada yang stengah harus, dan ada pula  yang tidak  perlu  menggunkan alat  pembelajaran.  Hal  ini tergantung  pada bahan yang akan diajarkan,  dan  cara pengajaran yang digunakan.
      Penentuan  tujuan  harus  disesuaikan  dengan  keadaan warga  belajar. Tujuan yang dirumuskan  tidak  terlalu rendah dan tidak terlalu muluk. Terlalu rendah  mengakibatkan  warga  belajar tidak  dipacu  untuk  belajar keras. Terlalu tinggi juga menimbulkan masalah,  warga belajar  sulit mencapi tujuan pembelajar, dengan  kata lain warga belajar berhasil.
 3)  Kegiatan pengajar dan warga belajar
      Setelah  penentuan tujuan instruksional dan  penentuan  karakteristik kelas  berdasarkan hasil analisis,  maka harus ditentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pengajar dan kegiatan yang harus dilaksanakan  warga  belajar. Baik  kegiatan  pengajar,  maupun kegiatan  warga belajar harus merupakan suatu  sistem. Kegiatan  ini  termasuk kegiatan  interaksi,  di  satu pihak  guru mempengaruhi warga belajar  agar  belajar, dan di pihak laim kegiatan warga belajar yang  mempengaruhi kegiatan/taktik guru. Jadi ada kegiatan  timbal baik. Kegiatan timbal balik ini dirumuskan dalam suatu kegiatan pembelajaran (kegiatan guru dan murid).


 4)  Materi Pembelajaran
      Materi pembelajaran dirumuskan setelah jelas  kegiatan yang  akan  ditempuh baik oleh pengajar,  maupun  oleh warga  belajar.  Materi pembelajaran  diarahkan  untuk memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh rumusan  tujuan instruksional.
 5)  Alat Pembelajaran
      Alat  pembelajaran  ditentukan  dan  dipilih   setelah materi pembelajaran disusun. Memang, alat pembelajaran dipilih untuk tujuan memperjelas bahan yang disajikan. Apabila  bahan  yang disajikan  mudah  dipahami  warga belajar,  maka  warga belajar  untuk  mencapai  tujuan peluangnya  lebih  besar. Alat  pembelajaran  membantu warga belajar yang memrlukan penjelsan selain penjelasan secara verbal. 
 6)  Evaluasi dan Revisi
      Langkah  terakhir ialah mengadakan  evaluasi  terhadap warga belajar. Evaluasi dilaksanakan untuk  mengetahui tingkat penguasaan warga belajar terhadap materi  yang telah disampaikan. Dari evaluasi akan diperoleh  suatu hasil. Hasil inilah yang menjadi bahan penentu  apakah perlu  diadakan  revisi, apakah  tidak  usah  diadakan revisi.  Hal  ini  ada  dua  kemungkinan.  Kemungkinan pertama, apabila hasil bembelajaran yang dicapai warga belajar  kurang baik, maka revisi wajib  dilaksanakan. Sedangkan,  apabila hasil evaluasi  menunjukkan  angka yang baik, maka tidak usah diadakan revisi.




































DAFTAR  PUSTAKA


Attalib, Hilsham (1992) dalam Training Guide for Islamic Worker’s. Malaysia
Bloom, Benyamin S. et. al  (A Commitee of College and University Examiners). (1975). Taxonomy of Educational Objectives. New York: David McKay Company, Inc.
Dahlan, M.D., dkk. (1984). Model-Model Mengajar. Bandung:CV Diponegoro.
Joyce, Bruce & Marsha Weil. (1980). Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Kemp. Jerrold E. (1977). Instructional Design: Plan for Unit and Course Development.
Rahman. (2000). Bunga Rampai Perencanaan Pengajaran Bahasa. Bandung: FPBS UPI.
Rahman. (2004). Model Pembelajaran Menulis Kalimat. Bandung: PPs UPI
Rahman. (2005). Desain Instruksional Bahasa. Bandung: Alqo Print
Rahman (Ed), dkk. (2005). Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alqa Print.

No comments:

Post a Comment